Berita kami

Hadapi Aktifitas Merapi, Masyarakat Diminta Tenang

09 July 2020 Bencana
BOYOLALI – Menghadapi aktivitas Gunung Merapi saat ini dalam status waspada, masyarakat di sekitar gunung yang rawan bencana tersebut bekerja seperti biasa dan tenang. Akan tetapi masyarakat diminta tetap siaga akan perkembangan kondisi gunung berapi di perbatasan Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
 
Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat memantau langsung puncak Gunung Merapi dari Pos Pengamatan Gunung Merapi di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali, Rabu (8/7/2020).
 
“"Masyarakat boleh berada di radius lebih dari tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi, dan masih bisa bekerja atau beraktivitas seperti biasa, tetapi tetap waspada," kata Ganjar.
 
Dijelaskan, pihaknya secara keseluruhan sudah mendapatkan informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta yang intinya perut Gunung Merapi sedang "membengkak".
 
“Artinya ada gerakan magma di dalamnya, sehingga bisa mengeluarkan sesuatu, misalnya bisa gas atau material sewaktu-waktu. Untuk itu, status Gunung Merapi di tingkat 2 atau waspada. Kami meminta masyarakat ada latihan atau simulasi evakuasi atau mengungsi ke daerah aman. Karena, masyarakat sudah ada sistem Desa Bersaudara. Pada latihan evakuasi harus ditambah protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19," kata Ganjar.
 
Menurut Ganjar, masyarakat yang mengungsi dapat menjaga jarak. Sehingga masyarakat yang berada di Kabupaten Klaten, Boyolali, maupun Magelang bisa memahami dengan baik dan bisa waspada dalam mencegah penyebaran Covid-19.
 
Ganjar mengatakan masyarakat di lereng Merapi merasa sudah biasa dan mereka berpengalaman dari kejadian sebelumnya. Masyarakat sudah siap jika ada perintah dari kades langsung mereka mengungsi di tempat yang sudah ditentukan. Sebagai contoh, masyarakat lereng Merapi pada bencana erupsi 2010 sudah pernah mengungsi hingga 40 hari. Kepala Desa bersama masyarakatnya kompak menghadapi kemungkinan bencana erupsi.
 
Sementara itu, Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida mengatakan tubuh Gunung Merapi memang terjadi penggembungan, tetapi kecepatan penggembungan ini masih lambat.
 
"Pengembungan per hari hanya setengah sentimeter. Hal ini, nilai masih kecil, tetapi tetap harus waspada," kata Hanik.
 
Menurutnya, kondisi Gunung Merapi bisa sewaktu-waktu mengalami erupsi eksplosif seperti sebelumnya, atau bisa jadi malah tumbuh kubah lava. Untuk itu, pihaknya selalu memantau perkembangan gunung teraktif di dunia itu.
 
“Memang sejak 2018, sering menimbulkan gempa vulkanik. Sejak itu aktivitas vulkanik dari dalam Merapi tidak pernah berhenti. Hal ini yang mendasari status Merapi hingga sekarang status tetap waspada,” terangnya.
 
Oleh karena itu, lanjut dia, dengan status tingkat 2 atau waspada aktivitas di atas normal. Namun, Gunung Merapi belum membahayakan penduduk di lereng gunung pada radius tiga kilometer dari puncak. (dst/bas)
 
 
 
BAGIKAN ARTIKEL INI