Berita kami

Dilarang Gelar Hajatan Meriah

14 July 2020 Bencana

BOYOLALI- Peringatan bagi warga agar tidak menggelar hajatan secara meriah. Pasalnya, Bupati Boyolali sudah mengeluarkan surat edaran (SE) terkait larangan tersebut.

“Ya, hari ini SE sudah kami umumkan,” ujar Sekda Boyolali, Masruri, Senin (13/7).

Dijelaskan, sesuai SE tersebut, maka hajatan hanya bisa digelar terbatas oleh keluarga inti saja. Hal ini terkait dengan upaya untuk membatasi penyebaran wabah Covid-19. Jika nekat, maka yang menggelar hajatan harus bertanggungjawab jika terjadi hal- hal tak diinginkan.

“Misal, jika usai hajatan terjadi penularan Covid-19, maka tuan rumah wajib membiayai kegiatan rapid tes maupun swab.”

Dijelaskan, kondisi Boyolali yang masuk risiko tinggi atau zona merah harus disikapi oleh seluruh masyarakat dengan menerapkan protokol kesehatan. Dimana setiap warga harus mengenakan masker, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak.

Sementara itu, jumlah warga penyandang positif Covid-19 di Boyolali kembali bertambah. Yaitu, dari 74 orang kini menjadi 80 orang atau ada penambahan sebanyak 6 orang. Dimana pasien itu disebut dengan no 076 hingga 080.

“Benar, ada penambahan sebanyak 6 pasien,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Ratri S Survivalina.

Dijelaskan, keenam pasien itu adalah no 075 dengan inisial DP asal Desa/Kecamatan Sambi. DIa sebenarnya beralamat di Kabupaten Sukoharjo, namun tinggal di Sambi sejak 6 bulan lalu. Kemudian pasien 076 inisial DK asal Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo.

Selanjutnya, pasien no 077 dengan insial MN dan no 078 berinisial MA asal Desa Kayen, Kecamatan Juwangi. Keduanya  merupakan kontak erat pasien no 067 berinisial SU. Lalu pasien no 079 berinisial AK.

Seminggu lalu, AK diketahui tiba tiba demam dan muntah. OLeh keluarga, dia dibawa ke UGD Puskesmas Juwangi. Melihat kondisi pasien lemas, petugas meminta agar yang bersangkutan dibawa ke rumah sakit.

“Oleh keluarga dibawa ke RSU Purwodadi. Hasil pemeriksaan, dia dinyatakan positif Covid-19.”

Sedangkan pasien no 080 adalah SL asal Desa Giriroto, Kecamatan Ngemplak. Awalnya mau periksa mandiri karena akan dilakukan tindakan operasi. Ternyata hasil tes positif, sehingga dicek lebih lanjut.

“Jumlah kontak erat sementera diketahui ada 15 orang.” (JokM-PortalBoyolali)

BAGIKAN ARTIKEL INI